Al Quran Braille Mahal, Tunanetra Terkendala Belajar Agama


SEMARANG, KAMIS — Mahalnya harga Al Quran braille yang diperuntukkan bagi tunanetra, menjadi kendala bagi mereka dalam belajar agama Islam.

Ketua Come-Unity (Komunitas Sahabat Mata) Basuki di Semarang, Kamis, mengatakan, harga Al Quran braille mencapai Rp 1.650.000 per set, sementara Al Quran biasa hanya sekitar Rp 50.000.

"Karena mahalnya harga Al Quran braille, menjadi kendala bagi tunanetra Muslim untuk belajar agama Islam, sehingga kami berinisiatif membagikan secara cuma-cuma Al Quran braille kepada mereka," katanya.


Ia mengatakan, pembagian Al Quran braille dilakukan setelah mereka menjalani diklat Al Quran braille pada tanggal 3-5 Maret 2009 di Gedung Asrama Haji Transit Semarang.

Peserta diklat, katanya, adalah para tunanetra yang beragama Muslim. "Peserta berjumlah 30 penyandang tunanetra yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah (Jateng). Bahkan, ada peserta yang berasal dari daerah Jawa Timur," katanya.

Basuki mengatakan, para peserta diklat tergabung dalam Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI), Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), dan Himpunan Massir Tunanetra (Himastra) Semarang.

Namun, kata Basuki, Come-Unity tidak memiliki ikatan dengan ketiga organisasi tersebut. "Kebetulan saja, para peserta ternyata tergabung di dalam ketiga organisasi tersebut," katanya.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap mahalnya harga Al Quran braille sehingga kemampuan mereka untuk membelinya juga terbatas.

Selain itu, lanjutnya, jumlah Al Quran braille juga terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan para tunanetra. "Menurut data dari Dinas Sosial (Dinsos) Jateng, jumlah tunanetra mencapai 28.000 lebih, sementara ketersediaan Al Quran braille sejak tahun 2000-2009 hanya 500 set," katanya.

Rencananya, kata Basuki, Come-Unity akan membagikan sebanyak 60 Al Quran braille pada tahun ini, dan pada kegiatan tersebut sudah dibagikan sebanyak 30 buah.

Basuki mengatakan, pembagian Al Quran braille tersebut juga dilakukan sebagai rangkaian acara Pentas Amal "Perjalanan Cahaya" yang diadakan Come-Unity dengan berbagai bentuk kegiatan.

Kegiatan lain, adalah pemeriksaan mata gratis bagi siswa SD-SMU, pembagian 1.000 kacamata gratis, pendampingan bagi siswa penyandang tunanetra di sekolah umum, seminar, dan pentas teater, jelas Basuki.

"Semua pemain teater adalah penyandang tunanetra dari teater ’Perca’," katanya. (kompas)

Tidak ada komentar: